KUALATUNGKAL, Denyutjambi.com – PT. JGC, yang saat ini tengah mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur PT. Jadestone, diduga menggunakan tanah timbunan atau urug dari luar Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Hal ini mendapat sorotan dari masyarakat setempat karena tidak menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Seorang warga menyatakan bahwa tindakan PT. JGC merugikan Kabupaten Tanjabbar karena tidak menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak yang seharusnya dibayarkan pihak kuari tempat PT. JGC membeli tanah urug.
“Ya, kalau mereka (JGC Red) membeli tanah timbunan dari kabupaten lain, tentu PAD-nya masuk kabupaten lain, sebab pajaknya kuarinya dibayarkan ke kabupaten lain,” ujar warga tersebut.
Ia menyayangkan tindakan ini dan meminta Pemkab Tanjabbar untuk menginvestigasi PT. JGC. “Kami orang awam tidak mengerti boleh apa tidak mensuplai material tanah urug dari luar kabupaten,” tambahnya.
Sebelumnya, pada tanggal 18 Juli 2024, tim media menyusuri jalan lintas Tungkal-Jambi dan menemukan kegiatan pengerukan tanah di sekitar Simpang Tuan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Seorang pengawas di lokasi mengatakan bahwa pekerjaan tersebut adalah untuk meratakan tanah bangunan pribadi.
“Pekerjaan meratakan tanah ini sudah sekitar satu minggu. Dulunya ini bukit kecil, karena mau dibangun jadi diratakan memakai alat berat yang disewa dari Jambi,” ujarnya.
Ketika ditanya tentang tujuan tanah kerukan tersebut, ia menjelaskan bahwa tanah itu dijual kepada masyarakat sekitar. “Sudah sekitar bebrapa mobil yang terjual kepada masyarakat sekitar sini, diangkut menggunakan mobil yang biasanya untuk mengangkut sawit,” ungkapnya.
Untuk menindaklanjuti temuan tersebut, tim media melaksanakan investigasi ke lokasi pekerjaan di Lapis Tomo, Kelurahan Mekar Tanjung, terlihat mobil pengangkut tanah mengantri untuk menurunkan muatan tanah di lokasi proyek.
Salah seorang staf PT. JGC membenarkan adanya kegiatan penimbunan tanah oleh PT. JGC.
“Ya, kami sedang melakukan penimbunan untuk pipa Jadestone, tapi pekerjaannya sedikit lagi, paling bulan September sudah selesai paling tinggal beberapa mobil lagi selesailah semua penimbunan tanah,” jawabnya, Rabu 25 Juli 2024.
Sementara itu, seorang sopir mobil dum truk pengangkut tanah mengungkapkan bahwa tanah urug berasal dari luar Kabupaten Tanjung Jabung Barat. “Tanahnya dari KM 35, Kabupaten Muara Jambi, ini trip pertama untuk hari ini,” ucapnya.
Saat ditanya, apakah pernah mengambil tanah dari Bukit Tempurung Simpang Tuan, ia mengakui bahwa memang pernah mengambil dari sana. “Kalau yang di Bukit Tempurung pernah ngambil Bang, tepatnya di depan Kantor Damkar,” terangnya.
Dari hasil investigasi, diduga benar PT. JGC mensuplai tanah urug dari Simpang Tuan Kabupaten Tanjung Jabung Timur serta menggunakan sumber tanah dari masyarakat yang tidak berizin.
Terpisah saat tim media mengonfirmasi ke pihak JGC atas nama Iroel dan pihak humas Jade Stome atas nama Zito dengan No 0821 1090 xxxx tidak mendapat jawaban dan walau Chat sudah dibaca san di telepon.
Sementara itu Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Tanjung Jabung Barat Sugianto melalui Kasi Pendataan menyatakan bahwa itu merupakan perbuatan yang tidak mendukung pembangunan daerah, Selasa (30/07/24).
“Mestinya mereka mensuplai tanah dari Kabupaten Tanjab Barat, kecuali stok tanah urug di Tanjab Barat tidak ada,” ucapnya.
“Sebab PAD kita salah satunya bersumber dari Galian C yang legal kalau tanah urug dari luar Tanjab Barat berarti PAD nya masuk ke kabupaten tersebut,” katanya.
Saat ditanya tindakan apa yang akan diambil terhadap PT. JGC, ia mengatakan, akan segera berkoordinasi dengan Kepala Badan Pendapatan Daerah. (Tim)
