SUNGAIPENUH, denyutjambi.com – Program prioritas Walikota dan wakil walikota Sungai Penuh, Ahmadi Zubir – Alvia Santoni dalam mewujudkan Kota Sungai Penuh bebas sampah belum menunjukkan hasil. Hal ini dibuktikan dengan masih ditemukan tumpukan sampah dikawasan strategis seperti kawasan terminal Kumun Debai.
Bukan hanya itu, program prioritas Walikota Sungaipenuh TPS-3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) tidak berjalan maksimal, karena untuk melakukan pengolahan sampah ini harus memiliki tempat khusus. Selain itu berdasarkan audit BPK – RI tahun 2022, program TPS-3R ini berdampak bisa mencemarkan lingkungan karena tidak memiliki lokasi khusus untuk melakukan pengolahan sampah. (TPS-3R adalah sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efesien. Hasil pengolahan sampah organik berupa kompos digunakan untuk pupuk tanaman hias dan herbal yang ditanam dilahan sekitar TPS untuk dijual, red).
Pantauan denyutjambi.com, di terminal Kumun Debai Selasa (14/3/2023), terlihat tumpukan sampah disekitar kawasan terminal.
“Sudah sekitar 8 bulan disini dijadikan tempat pengolahan sampah,” ujar salah satu petugas sampah di kawasan terminal Kumun.
Menurutnya, karena tidak adanya lokasi yang jelas untuk pembuangan sampah, masyarakat ramai – ramai membuangnya di terminal tersebut.
“Biasanya dipinggir jalan, dikarenakan masyarakat sudah marah terpaksa pindah kesini (Kedalam terminal),” tambahnya.
Sementara itu, Erwin warga Kota Sungai Penuh mengatakan bahwa permasalahan sampah saat ini di kota Sungai Penuh sudah menjadi buah bibir. Bahkan permasalahan ini bisa di perkirakan tidak akan selesai kalau pemerintah hanya diam dan berpangku tangan saja.
“Ini akibat pemimpin (Kadis LH Wahyu, red) tidak mampu untuk mencari solusi mulai dari masalah honor sopir truk, hingga tempat pembuangan sampah dan pengolahan sampah,” sebut Erwin.
Selain itu, kita sebagai masyarakat juga mempertanyakan mengapa kawasan terminal dijadikan sebagai tempat pengolahan sampah.
“Terminal kumun merupakan aset Pemerintah Kota Sungai Penuh yang dibangun dengan anggaran milyaran dan diperuntukkan sebagai terminal bukan sebagai tempat pengolahan sampah,” sebut Erwin lagi.
Menurut Erwin, apabila Kadis LH dan Kebersihan tidak mampu menjalankan dan melaksanakan tugasnya, lebih baik mundur saja.
“Kalau tidak mampu, sebaiknya kadis mundur saja. Untuk apa mempertahankan jabatan kalau tidak bisa kerja,” ujarnya.
Selain itu lanjut Erwin, kita juga sangat menyayangkan dengan pemimpin kita saat ini yang masih kurang perhatian dengan para pekerja dinas kebersihan (penyapu jalanan,red).
“Kita minta kadis dan Walikota untuk memperhatikan pembayaran honor kami. Hingga kini belum ada kejelasan pembayaran honor ini. Janji hari Kamis, lalu Senin. Sekarang sudah Selasa belum ada juga kejelasan,” pungkasnya. (Aza)