JAMBI, denyutjambi.com – Zannuba Ariffah Chafsoh, S.I.Kom., M.P.A., atau yang dikenal dengan nama Yenny Wahid adalah seorang politikus Indonesia, aktivis Nahdlatul Ulama, dan direktur Wahid Institute. Beliau hadir di Jambi guna menghadiri diskusi santai bersama teman-teman mahasiswa/i serta berbagai macam kalangan masyarakat terkait dengan bagaimana Indonesia kedepannya. Diskusi santai yang digelar di hellosapa cafe mengangkat tema “Melihat Masa Depan Indonesia Dalam Tetesan Kopi”.
Dalam diskusi santai tersebut Yenny Wahid putri Presiden RI ke-4 mengatakan, bahwa pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden paling dekat dengan nilai-nilai yang diwariskan Presiden RI ke-4 KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur adalah pasangan calon (Paslon) nomor urut tiga Ganjar Pranowo – Mahmud MD.
“Capres dan cawapres yang paling mendekati nilai-nilai Gus Dur dari semua yang ada, itu adalah pasangan Ganjar-Mahfud,” kata Yenny Wahid (4/1/2024).
Lebih lanjut dikatakan Yenny, Ganjar merupakan orang yang merakyat dan dekat dengan rakyat. Ganjar dan Mahfud, kata dia, juga datang dari kalangan orang biasa, anti korupsi dan kerjanya cepat.
“Pak Mahfud juga dari kalangan pesantren, pak Ganjar dari kalangan pesantren, Bu Atikoh istri pak Ganjar dari kalangan pesantren. Nah jadi kalau saya mah gampang di situ jelas kalau saya pasti mendukung pasangan nomor 3, Ganjar-Mahfud,” ujarnya.
Yenny bercerita, sebelum melabuhkan dukungan kepada Ganjar-Mahfud, dirinya telah melakukan riyadhoh spiritual dan bertanya kepada para kyai-kyai.
Sebelumnya dalam pidatonya Yenny menyebut bahwa Gus Dur telah meletakkan pondasi demokrasi dan toleransi untuk Republik Indonesia ini.
“Pancasila ini disetujui para ulama sesuatu yang mengikat setiap warga negara Indonesia. Dalam Pancasila kita berharap masyarakat mendapat keadilan, masyarakat diperlakukan setara dengan perikemanusiaan, saling menghormati satu sama lain, yang paling utama Kebhinekaan dan kita selalu ingat pada Tuhan yang Maha Esa,” sebutnya.
Yenny juga menegaskan bahwa Gusdur juga berhasil mengkader banyak tokoh yang jujur diantaranya Baharuddin Lopa dan Mahfud MD. Mereka juga sekaligus menjadi pembantunya di pemerintahan saat menjabat Presiden kala itu.
“Pak Mahfud yang sekarang menjadi Menko Polhukam itu juga menjadi menteri di zaman Gus Dur untuk menegakkan hukum di Indonesia. Dan sekarang kalau pak Mahfud itu tegas pada koruptor ya karena hasil didikan dari Gus Dur,” pungkasnya.(***/rf)